Penjualan handphone murah merek Esia di Ex Plaza Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta usat, Rabu (25/11), bikin geger warga jakarta dikarenakan sejak pagi ribuan orang rela berdesak-desakan dari lantai dasar hingga ditempat parkir Ex Plaza Indonesia.
Dikabarkan belasan orang pingsan dan terluka karena terinjak-injak , terhimpit namun ada juga yg terkena kawat berduri.
Sebagian besar masyarakat mengetahui penjualan ponsel murah itu dari iklan-iklan yang cukup mencolok di media massa maupun dari mulut ke mulut. Harga handphone (HP) tersebut memang sangat murah, Rp 99.000. Padahal, harga normalnya Rp 299.000.
Promo yang hanya berlaku satu hari saja, yakni pada Rabu (25/11) kemarin, selain harganya yang memang murah, Esia juga menjanjikan layanan jejaring pertemanan facebook gratis selama sebulan.
Promosi ini menyedot ribuan peminat. Mereka pun berbondong-bondong datang ke tempat penjualan Handphone murah itu, yakni di pelataran parkir Plaza EX. Pihak Esia menggunakan mobil boks untuk tempat menyimpan Handphone. Ratusan orang antre di sekitar mobil boks tersebut.
Menurut keterangan para saksi maupun korban di lokasi kejadian, saat penjualan Handphone murah tersebut dibuka sekitar pukul 11.00, antrean calon pembeli di depan gerai Esia itu masih terlihat normal. Bahkan, saat itu calon pembeli diberi brosur Esia murah sebagai tanda antrean.
”Brosur itu menjadi tanda untuk mengantre serta menjadi jaminan bisa mendapatkan Esia murah,” kata Evi (35), warga Petamburan, Tanahabang.
Evi mengaku datang sekitar pukul 07.00 meski penjualan baru dibuka satu jam sebelum makan siang. Artinya, dia harus mengantre empat jam. Celakanya, kata Evi, meski sudah antre selama itu handphone yang diimpikannya tak dia peroleh juga karena penjualan dihentikan.
Menurut dia, antrean mulai kacau setelah banyaknya calon pembeli yang datang belakangan menyerobot antrean. ”Mereka main seruduk aja, padahal tidak membawa brosur,” ujanya.
Kericuhan menjadi-jadi ketika penjualan mulai dibuka. Baru sekitar 40 handphone yang berpindah ke tangan pembeli ketika antrean mulai buyar karena orang yang di belakang merangsek ke depan.
Merasa kewalahan, pihak Esia mengarahkan calon pembeli ke lantai dua. Namun, di lantai dua pun para peminat handphone itu tidak mendapatkan layanan semestinya. ”Meja sudah disiapkan, tetapi tidak ada yang menjual Esia,” kata Sabudi (45), warga Gunungsahari, Jakarta Utara.
Ratusan calon pembeli yang memadati lantai dua ex Plaza Indonesia kemudian turun kembali untuk bergabung dengan ratusan calon pembeli lainnya yang sudah menunggu di lantai satu. Akibatnya, antrean semakin parah sehingga terjadi desak-desakan.
Puluhan pengantre mulai kehilangan kesabaran. Mereka mulai melampiaskan emosinya dengan cara memecahkan kaca depan sebuah tempat permainan bowling yang ada di lantai dasar ex Plaza Indonesia.
Semakin lama suasananya kian tidak terkendali. Beberapa petugas dari Esia meminta sebagian pengantre keluar ex Plaza Indonesia menuju halaman depan yang biasanya digunakan sebagai tempat parkir motor dan mobil.
”Saat (calon pembeli) keluar dari gedung ke halaman depan, ternyata di sana sudah banyak orang juga. Banyak banget. Kami tidak bisa mengaturnya lagi dan hanya bisa mengawasi agar tidak terjadi aksi anarki kembali,” kata seorang petugas satpam ex Plaza Indonesia.
Di halaman parkir itu massa tiba-tiba mendatangi dua mobil boks yang terparkir di sana. Melihat keadaan yang tidak terkendali, polisi dan pihak keamanan ex Plaza Indonesia segera berjaga-jaga mengelilingi mobil boks.
Keadaan mulai terkendali setelah polisi meminta supaya kedua mobil boks yang berisi ribuan handphone murah itu dipindahkan dari lokasi parkir ex Plaza Indonesia.
Massa yang kecewa sempat melempari mobil bok yang keluar dari sana dengan pengawalan ketat sejumlah petugas kepolisian. Gerai Esia yang ada di lantai dasar ex Plaza Indonesia ditutup. Bahkan, untuk sementara tempat itu ditutup untuk umum.
Pimpinan Bakrie Telecom menyayangkan insiden tersebut. Kericuhan itu, kata Wakil Dirut Bakrie Telecom Erik Meijer, terjadi karena konsumen kurang sabar mengantre. Padahal, Bakrie sudah menambah produk HP Esia-Nexian itu menjadi 5.000 unit.
”Kami menambah jumlah barang yang kami kirim, dari 2.000 menjadi 5.000 unit,” ujar Erik Meijer.
Geruduk kantor Esia
Ratusan orang yang sudah antre sejak pagi tetap gagal memperoleh handphone idamannya. Mereka pun kecewa dan mengancam akan mendatangi kantor Esia di Kuningan, Jakarta Selatan.
”Kami minta bertemu dengan penjual, karena kami kecewa,” kata Agus, warga Slipi.
Dia mengaku telah mengantre sejak pukul 10.00 bersama ratusan orang lainnya. ”Harusnya penjual gentleman, bicara kepada publik. Kami kan beli, bukan minta,” katanya.
Frieda, warga Bekasi, mengaku sudah antre sejak pukul 08.00. Dia menyatakan sangat kecewa. Menurutnya, jika panitia tidak bisa bekerja secara profesional, seharusnya tidak usah memasang iklan dan mengirimkan SMS pemberitahuan adanya penjualan HP murah. ”Saya merasa kecewa. Ini bisa dituntut,” katanya.
Jefrizal, pengantre lainnya,juga kesal karena tidak kebagian padahal sudah mengantre sejak pagi. ”Saya sudah capek-capek menunggu sampai tadi kehujanan, tapi tidak ada kejelasan. Sudah gitu, seenaknya mobil yang membawa HP pergi,” ucapnya
(sumber : Irwan Kintoko)